Gejala baper politik



Ada ungkapan salah satu tokoh yang menyebutkan bahwasanya kita harus menyayangi kiyai Ma'ruf Amien, jangan bebani beliau dengan menjadi wakil, biarin beliau jagain MUI, kalau sayang kiyai Ma,ruf jangan pilih.
"kehela, naon maksadna eta". Bukankah sebelum sebelumnya dia sendiri yang meminta kepada capres oposisi untuk mengusung cawapres dari kalangan ulama? Berhubungan capresnya tidak jadi mengusungkan ulama hasil dari ijtima' ulama mereka, terus tatkala kubu yang lainnya (pak Jokowi) mengusung dari kalangan ulama justru mereka malah menelan kembali ludah mereka dan membalikan ungkapan mereka agar untuk tidak memilih beliau. Sepintas mereka kelihatan panic dan risau dan tidak bisa memegang apa yang telah mereka katakan.
Tapi ya begitulah apabila hanya memanfaatkan agama untuk kepentingan politik tersendiriagar dapat mendapat dukungan praktis dari rakyat. Jikalau keinginan mereka ulama bisa ikut andil dalam pemilu ini, jelas pak jokowi sudah melakukannya. Akan tetapi kenyataannya yang terpilih adalah wakil dari gubernur Jakarta. Terlepas dari motiv apa saja yang menjadikan prabowo mencanangkan dan juga mengusungkan pak Sandi sebagai cawapresnya beliau, mau iyu masalah karduslah atau apalah itu, tetap pak prabowo sudah mengambil keputusan yang terbaik meurut beliau.
Namun akankah ada pihak yang tidak menerima atas apa yang ditentukan oleh pak Prabowo akan keputusannya? Kita lihat ada sebagian dari mereka dari GNPF yang masih menginginkan pak Prabowo untuk tetap mengusungkan dari kalangan ulama. Kalau tidak mereka tidak ada ingin ada pihak yang dirugikan.
Terlepas dari semua itu, langkah pak Jokowi dalam mengambil keputusan dengan menjadikan pak Kiyai Ma'ruf Amin sebagai cawapres adalah langkah yang baik serta menjawab keraguan kubu lawan yang menganggap bahwa pak Jokowi itu anti islam. Akan tetapi kenyataannya beliau memilih ketua MUI sebagai cawapresnya.
Namun seperti yang kita ketahui ini adalah warna politik di Negara kita Indonesia. Jelas semua ini merupakan calon calon capres dan cawapres yang terbaik dan insyaAllah siapapun itu pasti mempunyai niat yang baik untuk mengabdi kepada rakyat dan negar. Yang terpenting bagi kita adalah kita harus senantiasa berpikir positif, tidak terprovokasi untuk menimbulkan perpecahan dengan ungkapan ungkapan ngawur tau fitnah dan hoax yang jelas tidak ada manfaatnya sama sekali. Malah akan merugikan kita semua.
Maka daripada itu mari kita jalankan politik yang santun dan jauh dari segala hoax dan fitnah. Semoga pemilu tahun depan bisa menjadi pilpres yang aman damai santun dan amanah.

Komentar

Postingan Populer