Bagaimana sih menanggapi terhadap Alul bait yang tak sepaaham dengan kita?


Bagaimana sih menanggapi terhadap Alul bait yang tak sepaham dengan kita?

Rasulullah SAW adalah suritauladan kita,kepada beliau juga kita melirik bagaimana kita senantiasa berprilaku baik dan terpuji. Apapun yang Rasulullah SAW lakukan kita ikuti dan menjadikannya landasan sunnah dalam pengaplikasian hidup yang indah dan bersahaja. Begitu pula apapun yang Beliau larang, kita senantiasa mengikutinya sehingga hidup seorang insan menjadi terpadu dan senantiasa mengarah kepada kemaslahatan di dunai dan akhirat.

Begitupun para keturunan Rasulullah SAW dari jalur Sayidah Fatimah Az Zahra A.s dan juga Sayyiduna Ali A.s yaitu keturunan dari jalur Sayyiduna Hasan dan Sayyiduna Husein Alaihimussalam wa ridhwanullah ta'ala ala ashahabi Rasulillah SAW, merupakan Qudwah bagi kita setelah Rasulullah SAW. Karena mereka adalah Alul baitnya Baginda Nabi SAW sudah semestinya kita senantiasa menghormati dan memuliakan mereka. Karena bagaimana tidak, sedangkan Baginda Nabi sendiri selalu mencintai Alul baitnya. Salah satunya hadist tentang kecintaan terhadap Sayiduna Husein A.s "Allah paling mencintai orang yang mencintai Husein, Husein dariku dan Aku dari Husein".

Jadi sudah sewajarnya kita senantiasa mencurahkan rasa cinta dan hormat kepada baginda Nabi dan Alul baitnya. Begitu pula kita tidak lupa untuk selalu mencintai dan memuliakan para sahabat Baginda Nabi Ridwanullah Alaihim, karena kemuliaan mereka sebagai pengikut pertama Baginda Nabi dan juga kedudukannya yang tinggi dihadapan Rasulullah SAW. Kita juga tahu derajat para sahabat di dalam islam sangatlah tinggi, karena dari mereka juga kita bisa mengenal akan agama islam, jikalau bukan karena mereka (para sahabat) kita tidak akan kenal apa itu agama islam. Oleh karena juhudnya dan keikhlasan mereka dalam menyebarkan agama islam dari semenjak zaman baginda Nabi SAW hingga sekarang, maka menjadikan anugrah dan wasilah terhadap hadirnya islam di dalam diri kita.

Lalu seperti yang kita ketahui penghormatan terhadap baginda Nabi dan Alul bait adalah keharusan bagi kita bahkan sudah sewajibnya kita selalu menghormati mereka. Lalu bagaimana misalkan jikalau ada diantara para habaib atau alu bait yang tidak sepaham dengan kita (dari segi fikrah dsb)?. Apakah kita harus membenci mereka karena ketidak sepahaman mereka dengan pemahaman kita? Apakah boleh kita ikut ikut mencaci maki mereka, padahal kita tahu bahwa mereka itu adalah cucu cucu keturunan dari Baginda Nabi Kita?.

Di sini kita harus berhati hati jangan sampai kita kebablasan dalam menanggapi perbedaan pendapat antara kita dengan dzuriatnya Baginda Nabi, jangan sampai kita menyakiti hati mereka yang pada akhirnya kita akan menyakiti Baginda Nabi tercinta. Dan jangan sembarangan mengikuti pendapat atau sikap sikap orang yang tidak bertanggung jawab serta tidak mempunyai rasa tahu diri dalam menghormati para dzuriatnya Baginda Nabi.

Ada sebagian dari kita yang senantiasa menempatkan para Alul bait di makam yang tinggi sehingga senantiasa menfikan segala bentuk ketidak senonohan yang dihadapkan terhadap para Alul bait, terlepas apakah itu dari kalangan saudara saudara kita dari kalangan muslim syiah ataupun dari kalangan kelompok ahlu sunnah sendiri. Ada juga yang anti sekali terhadap Alul bait wa na'udzubillah min dzalik, mereka begitu anti sampai sampai sedikit sedikit ada hal yang menyangkut dengan Alul Bait pasti akan langsung divonis sebagi syiah atau sebagainya, padahal kecintaan terhadap alul bait merupakan hal yang wajib bagi setiap kedua kelompok tersebut baik itu syiah maupun ahlu sunnah wal jamaah. Ada juga yang tawasuth, dalam artian tidak terlalu benci dan tidak juga terlau cinta. Jadi setiap ada sesuatu dia selalu cuek saja tidak terlalu ikut campur tehadap permasalahan tersebut.

Terus bagaimana dong sikap yang tepat bagi kita dari ketiga kelompok di atas?. Kita ambil sebuah missal satu perumpamaan saja seperti yang sudah disinggung terlebih dahulu tadi di awal tentang berbeda pahamnya kita dengan sebagian Alul bait Nabi. Saya dulu pernah bertanya kepada salah satu masyayikh azhar tentang bagimana sikap kita dalam menanggapi terhadap Alul bait yang tidak sepaham dengan kita. Waktu itu kita sedang mengobrol di dalam mobil beliau dalam perjalanan ke Hay Asyir. Beliau adalah Syeikh Khatib, beliau juga merupakan seorang Alul bait keturunan Baginda Nabi, beliau juga seorang yang alim, berbudi pekerti yang luhur, dermawan, ramah dan begitu baik hati terhadap mahasiswa wafidin seperti kami. Beliau juga mepunyai jabatan khusus di Niqobatul Asyraf, yaitu sebuah himpunan yang berhubungan tentang Alul bait.

Syeikh Khatib berkata tatkala di tanya tentang menyikapi perbedaan pendapat dengan Alul bait "jikalau kita menemukan Alul Bait yang tidak sepaham dengan kita maka kita harus diam dan jangan kita ikuti, karena ada sebagian dari alul bait yang masuk di aliran sini dan sini". Kebetuan beliau seorang sufi berhati lembut. Jadi tatkala saya memahami tentang apa yang beliau katakan seakan akan beliau memberitahukan kepada saya, karena saya juga sejalur sama beliau saya sunni saya cinta sufi saya juga cinta alul bait jadi saya memahaminya jika ada diantara Alul bait yang pemahamannya keras atau berbeda pendapat dengan kita maka jangan kau ikuti, tanpa harus kita mencemooh mereka atau memaki mereka. Cukup kita jangan mengikutinya, diam terhadap sikap mereka atau pendapat mereka akan suatu hal tanpa kita harus membalas terhadap sikap mereka apalagi sampai mencaci maki mereka. Jangan sampai kita ikut ikutan mencaci maki mereka karena bagaimana pun mereka adalah keturunan Baginda nabi SAW.

Menurut saya jawaban syeikh Khatib adalah jawaban yang paling ideal untuk saya selaku orang awam. Karena tidak pantas bagi saya misalkan selaku orang awam yang tidak tahu menahu bagaimana kedudukan seorang Alul bait dalam islam, terus tiba tiba saya ikut ikutan saja kelompok tertentu yang tidak sependapat dengan alul bait yang pada akhirnya ikut ikutan mencaci maki mereka. Jangan sampai itu terjadi pada diri kita. Melainkan kita tetap harus menghormati dan memuliakan Alul bait. Jika ada sesuatu yang berbeda dengan kita cukup kita diam dan jangan kita ikuti apa yang menurut kita itu berbeda dengan pemahaman kita. Tanpa harus keluar dari lisan kita apa yang tidak pantas dilontarkan kepada seorang keturunan Baginda Nabi.

Makna jangan kau ikuti di sini bukan kita berarti kita meremehkan seorang Alul bait tersebut, akan tetapi seperti yang kita ketahui Alul bait itu banyak ada yang fikrahnya begini ada juga yang begitu. Misalkan kita itu fikrahnya misalkan lembut tidak suka kekerasan atau kebetulan kita itu ngajinya sama habib yang dakwahnya lembut, sama kiyai kiyai yang berdakwah dengan kelembutan dan keramahan terus kita menemukan salah satu habib yang dalam pandangan kita dakwahnya agak sedikit berbeda dengan apa yang kita pahami dari guru guru atau habaib yang pernah kita ngaji sama mereka. Cukup kita diam dan jangan kita ikuti dan kita ikuti habaib yang memang sepaham dengan kita.

Jadi pada intinya cinta kita terhadap Alul bait jangan sampai hilang sudah senantiasa selalu tertanam dalam hati kita cinta baginda Nabi dan Alul bait. Lalu jika ada yang berbeda dengan kita cukup kita diam tanpa berkomentar jelek apa lagi mencaci maki lalu jangan kita ikuti apa yang tidak sepaham dengan kita. Karena kita harus berhati hati dalam menjaga perasaan apa saja yang berkaitan dengan rasulullah. Jangan sampai kita menyakiti Rasulullah lalu amal ibadah kita menjadi lebur.
Jangan sampai kita terbawa bawa mencaci maki keturunan Baginda Nabi hanya karena berbeda pendapat denagn kita, bukan berarti kita harus selalu manut dengan apa yang berhubungan denagn alul bait, karena seperti yang kita ketahui tidak ada yang maksum kecuali baginda Nabi. Dalam artian tidak menutup kemungkian ada Alul bait yang berbuat salah, akan tetapi di sini mauqif kita bagaimana kita menyikapinya tanpa kita menyakiti atau bersikap jelek kepada mereka dan tanpa kita menyakiti Baginda Nabi tercinta.

Semoga kita senantiasa digolongkan ke dalam orang orang yang sentiasa mencintai dan dicintai oleh Allah dan Rasulnya dan Alul baitnya serta para Sahabat Rasulullah SAW.

Komentar

Postingan Populer