Masuknya Islam Ke Maladewa (Maldive)



Maladewa dikenal sebagai jazirah atau tempat yang cantik nan indah dan merupakan sebuah tempat destinasi yang dituju karena kemasyhurannya sebagai tempat rekreasi yang indah. Akan tetapi di sana juga ada sesuatu yang tidak kalah mempesona dari segi pariwisata di tempat tersebut.
Dan yang lebih mengherankannya lagi adalah para penduduk asli di Maladewa adalah kaum muslimin semua. Bahkan dalam proses masuknya islam ke maladewa mempunyai kisah yang tidak kalah menakjubkan, bahkan mungkin sulit juga dibayangkan.
Masuknya islam ke Maladewa
Maladewa terbagi ke dalam 13 daerah yang terpisah dengan lautan lautan relative. Akan tetapi secara politik terbagi kepada 18 bagian. Dan di setiap bagian atau daerah mempunyai hakim atau gubernurnya masing masing. Dan alat transfortasi di sana menggunakan perahu kecil, kapal kapal dan perahu perahu tradisional yang menghubungkan diantara setiap daerahnya.
Seorang penjelajah muslim Ibnu Batutoh mensifati daerah tersebut yang telah dia kunjungi dan dia juga telah menetap di sana beberapa lama berkata "kumpulan pulau pulau di siniberputar seperti sebuah lingkaran. Di sana mempunyai pintu yang mana perahu tidak bisa masuk terkecuali lewat jalur pintu tersebut. Dan apabila perahu telah sampai di gerbang tersebut maka pasti harus selalu ada penunjuk jalan yang menemaninya dalam mengitari ke setiap penjuru pulau.
Dan anehnya lagi meskipun jazirah tersebut diliputi dengan air lautan yang asin akan tetapi sumber air mereka yang diperoleh dari sumur sumur di jazirah tersebut memiliki air yang bersifat tawar, bahkan tidak ada bekas dari pengaruh air Asin dari laut. Dan dari berbagai phenomena tersebut, tidak terganggu sama sekali dengan badai badai ataupun ombak ombak dari lautan atau dari berbagai gejala gejala alam yang lainnya.
Dari agama Budha dan penyembah berhala menjadi Muslim
Meskipun penduduk Maladewa sebelumnya memeluk agama Budha atau menyembah berhala, akan tetapi setelah datangnya islam ke sana semua penduduknya berubah menjadi pemeluk agama islam tanpa terkecuali. Oleh karena itu maka jadilah agama islam sebagai agama resmi di Maladewa. Dan pemerintah di sana pun mengatur agar semua penduduk asli di sana haruslah muslim. Dan dari poin poin undang undang di sana bahwasanya Negara berlandaskan dari nilai nilai mabadiul islam. Dan disebutkan bahwasanya tidaklah dimungkinkan menereapkan segala sesuatu undang undang yang bertentangan denagn mabdaiul islam di negara tersebut. Lalu disebutkan juga bahwasanya penduduk memiliki kebebasan dalam ikut serta terhadap apapun yang tidak diharamkan oleh syariat islam.


Faktor dari masuknya penduduk Maladewa pada agama islam
Dapat diibaratkan kisah masuknya penduduk Maladewa yang mempunyai 1190 pulau kepada agama islam merupakan kisah yang paling menakjubkan atau aneh. Islam telah masuk ke jazirah tersebut di tangan seorang penjelajah muslim Maghribi (maroko) yang bernama Abu al Barokat Yusuf al Barbari al Maghribi. Dia merupakan seorang pendakwah di jalan Allah SWT dan seorang yang hafal Quran. Dan dia mempunyai kisah yang menakjubkan dengan keluarganya sampai masuknya mereka kepada agama Islam. Dan beliau telah hidup dan meninggal di sana. Makamnya pun terdapat di sana dan sering diziarahi sampai sekarang.
Kisah tersebut dikisahkan oleh penjelajah muslim Ibnu Batuthah di dalam kitabnya "tuhfatun nadzhar fi ghoroibil amshor wa ajaibil asfar" dari lisan penghuni jazirah Maladewa, orang orang tsiqah seperti al faqih Isa al Yamani, al faqih Ali, Qodhi Abdullah dan kelompok selain mereka yang salah satu dari mereka ada yang pernah menjadi Qodhi di sana dalam waktu yang tidak lama. Dia berkata "telah berkata kepadaku seorang yang tsiqah dari penduduk di sana seperti al faqih Isa al Yamani, al faqih al muallim Ali,  al Qodhi Abdullah dan jamaah selain dari mereka bahwasanya penduduk asli di sini dulunya mereka adalah orang orang kafir. Dan setiap satu bulan sekali jin ifrit selalu muncul di sisi lautan, seperti sebuah kapal yang dipenuhi oleh lampu lampu. Dan dari kebiasaan atau adat mereka apabila mereka melihatnya, mereka mengambil seorang perawan dan menghiasinya kemudian membawanya dan dimasukan ke dalam sebuah tempat yang berkabut. Yaitu sebuah kuil berhala yang dibangun di tepi lautan  dan mempunyai sebuah kubah yang dapat terlihat. Mereka meninggalkannya di malam hari kemudian mendatanginya di waktu pagi hari dan mereka menemukannya sudah tersungkur mati. Dan tiada henti hentinya di setiap bulan mereka memilih diantara mereka sendiri untuk dijadikan tumbal. Dan barang siapa yang terpilih maka dia harus menyerahkan anak perempuannya."
Kemudian datang datang kepada mereka seorang Maghribi bernama Abul Barakat al barbari. Dia juga seorang yang hafal al Quran. Lalu dia singgah di salah satu rumah penduduk di sana. Lalu dia masuk ke rumahnya dan ternyata keuarga tersebut sedang berkumpul, mereka semua menangis. Lalu dia meminta untuk menjelaskan permasalahan mereka akan tetapi mereka tidak mengerti apa yang dia katakana. Lalu dia membawa seorang penerjemah kemudian diterjemahkanlah semua permasalahan mereka. Lalu diceritakanlah kepadanya bahwasanya orang tua tersebut terpilih sebagai salah seorang yang akan menjadi tumbal dan diapun tidak mempunyai seseorang terkecuali anak perempunnya yang mana dialah yang nanti akan dijadikan sebagai tumbal untuk jin ifrit.
Lalu Abul Barakat berkata kepadanya ; aku akan menggantikan anak perempuanmu sebagai tumbal untuk mala mini. Kebetulan dia saat itu mempunyai jenggot. Kemudian para penduduk membawanya pada malam itu dan memasukkannya ke dalam kuil tersebut, sedangkan dia berada dalam keadaan berwudhu. Kemudian dia membaca al Quran sampai kemudian munculah jin ifrit. Dan diapun masih tetap terus membaca al Quran. Tatkala ifrit semakin mendekat sekiranya terdengar sebuah lantunan ayat al Quran dia pun tenggelam ke dalam lautan dan sampai subuh al Maghribi tetap terus masih membaca al Quran.
Kemudian datanglah orang tua tersebut beserta para penduduk pulau untuk mengeluarkan anak perempuannya seperti kebiasaan mereka lalu mereka membakarnya. Akan tetapi mereka malah menemukan al Maghribi sedang membaca al Quran. Kemudian mereka membawanya kepada raja mereka yang bernama Syanurozah lalu memberitahukan tentang kabar yang telah terjadi dan al hasil diapun terkejut.
Kemudian al Maghribi menunjukan kepadanya tentang agama islam dan diapun menyukainya. Lalu diapun berkata kepada al Maghribi tinggallah bersama kami sampai pada bulan yang lain, apabila engkau melakukan seperti apa yang telah engkau lakukan sebelumnya, dan engkau bisa selamta dari ifrit maka aku akan memeluk agama Islam.
Kemudian dia menetap diantara mereka lalu Allah SWT melapangkan dada sang raja terhadap islam, dan dia pun masuk agama islam sebelum tepat satu bulan, lalu sank keluarganya beserta para rakyatnya ikut memeluk agama islam. Kemudian setelah satu bulan Al Maghribi kembali masuk ke dalam kuil tersebut, akan tetapi ifrit tidak datang lagi, kemudian dia terus membaca al Quran sampai subuh. Lalu datanglah sang raja bersama penduduknya dan merekapun menemukannya seperti halnya beliau dalam bertilawah al Quran. Merekapun menghancurkan seluruh berhala yang ada di sana dan kuil itupun dihancurkan juga oleh mereka. Kemudian para penduduk jazirah tersebut memeluk agama islam serta mengutus ke seluruh bagian dari jazirah dan masuklah para penduduk tersebut ke agama islam.
Abu al Barokat pun menetap dengan mereka. Para penduduk di sana juga bermadzhab fiqih sebagaimana beliau bermadzhab yaitu madzhab imam Malik RA. Dan itu adalah madzhab penduduk maghrib atau maroko. Dan mereka sampai sekarang sangat menghormati orang orang Magrib disebabkan hal ini.
Dan dibangun sebuah masjid dengan nama beliau. Ibnu batutah berkata "aku membacanya pada poyongan masjid yang diukir di dalam kayu tertulis telah memeluk agama islam raja Syanurazah oleh Abu al barakat al barbari al maghribi.
Lalu Ibnu Batutah menyambungkan kisahnya bersama para penduduk jazirah pada suatu hari. "oleh karena jin ifrit ini sebagian dari jazirah ini menjadi rapuh/binasa. Dan tatkala diriku masuk ke sana aku belum mengetahui tentang hal yang telah terjadi di sini sebelumnya. Kemudian tatkala suatu hari para penduduk di sana saling mengucapkan tahli dan takbir, dan aku melihat para anak anak memegang Mushaf di atas kepalanya, dan para wanita memukul baskom baskom beserta wadah wadah yang terbuat dari tembaga. Akupun terkejut dengan prilaku mereka, lalu aku berkata apa sebenarnya yang sedang terjadi? Merekapun berkata " tidakkah kau melihat kea rah lautan?" lalu akupun melihat ke arah lautan dan ternyata ada sesuatu seperti sebuah kapal yang besar, seakan akan dipenuhi oleh lampu. Mereka berkata bahwasanya itu adalah ifrit. Dan kebiasaanya dia itu selalu muncul setiap sebulan sekali di dalam sebulan, dan apabila kami melakukan apa yang kau lihat saat ini maka dia akan pergi dari kami dan tidak akan memadharatkan kami".
Abu al Barakat turut memuliakan jazirah tersebut dengan membangun sepuluh masjid di berbagai penjuru jazirah tersebut. Dan diapun mengajari para penduduk tentang islam beserta hukum hukumnya. Dan sampai sekarang rumahnya masih utuh seperti halnya saat duulu kala. Begitu pula makamnya yang berada di dalam bangunan tersebut, yang dibangun pada tahun 1956 m. dan kuburannya pun senantiasa diziarahi sampai saat ini.
Dikutip dari kitab "tuhfatun nadzor fii ghoroibil amshor wa ajaibil asfar- ibnu Batutah"

Komentar

Postingan Populer