Karena Al Azhar aku menjadi semakin Cinta N.U

 Karena Al Azhar aku menjadi semakin Cinta N.U


Jujur setelah sekian lama perjalanan spiritual keislaman dari mulai semenjak SD sampai masuk Sma dan pesantren, lika liku di dalam pemantapan pamahaman dan pemikiran serta akidah saya terus diuji.

Dari perjalanan spiritual tersebut bahkan saya pun pernah mencicipi bagaimana menjadi seorang muslim dari yang berfaham biasa (acuh tak acuh), lalu masuk ke golongan keras (radical) bahkan semacam HTI dan faham wahabi pun pernah kuselami, lalu terakhir akupun berlabuh kembali ke dermaga kedamaianku yaitu dermaga wasathiyah yang diajarkan oleh Al Azhar Mesir dan NU di Indonesia, seperti awalnya.


Salah satu yang membuat aku tidak suka dan tidak srek dengan femahaman femahaman yg sebelumnya yg beraliran keras seperti (HTI Dan kawan kawannya) karena memang sudah dari dulunya aku tinggal di lingkungan NU dan hidup dengan keluarga Nahdhatul Ulama. Selain itu juga hal yang paling tidak nyaman dalam pikiranku tatkala masuk ke dalam pemahaman mereka yang notabene keras (radical) adalah kegemaran mereka yang suka mencaci maki serta membid’ahkan kebanyakan kaum muslimin, bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak ragu mengkafirkan sesama muslim hanya karena  pendapat selain mereka berbeda dengan apa yang difahami oleh mereka (org2 radical).

Dalam setiap majlisnya pasti ada saja yg mereka bid’ahkan dan yang mereka kafirkan. Mereka begitu ta’asub (fanatik) dengan fahamnya. Masalahnya mereka tidak mau menerima pendapat lain dan keinginannya pendapat merekalah yang benar, dan org lain harus mengikuti pada satu pendapat mereka. 

Jelas mendengar dan merasakan akan hal tersebut aku semakin merasa tidak nyaman dengan golongan ini. Sungguh pemahaman ini benar benar tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh kanjeng Nabi Muhammad Saw. Ajarannya yang begitu santun dan ramah serta moderat tidak aku temukan di lingkungan mereka yang ada hanyalah cacian dan makian.


Lalu setelah sekian lama perjalanan itu akupun bertemu dengan al azhar Mesir, di awal marhalah aku masih terperdaya dengan sebagian mahasiswa yang berafiliasi dengan kelompok IM , namun tidak beranjak lama aku pun tersadarkan kembali oleh teman temanku yang selalu dekat dengan masyayikh azhar terkhusus ketika talaqi. Akhirnya akupun tertarik dengan kebiasaan mereka yang senantiasa menghidupkan hari harinya dengan mengaji di masjid Al azhar. Dan berkat hal itu akupun menemukan jatidiri dari pemahaman yang ideal dan juga murni akan identitas dari sebuah keislaman. Lewat Al Azhar lah pemikiran wasathiyah tumbuh di dalam akal pikiran dan hatiku, pemahaman serta wejangan yang senantiasa aku konsumsi di setiap majlis majlis ilmu di sana membuat aku kembali sadar bahwa islam yang rohmatan lil alamin itu tercermin dari cahaya2 ulama azhar. Dan dari situ pula kecintaanku ke Nahdhotul Ulama semakin tumbuh dan besar, karena apa yang kupelajari di lingkungan NU dengan apa yang kupelajari di Al Azhar tidaklah berbeda bahkan bisa dikatakan sama. Maka sudah biasa apabila apa yang dijalankan oleh al azhar pasti selaras dengan apa yang dijalankan oleh Nahdhotul Ulama.

Karena Al Azhar aku Semakin Cinta NU &NKRI.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer