MATERI KETIGA SKI MTs ASSURUUR KELAS VIII (PENGUASA TERKENAL AYYUBIYAH)
a. Penguasa
Ayyubiyah Terkenal, Salahuddin Al Ayyubi
1.
Biografi Salahauddin al
Ayyubi (564-589 H/1171-1193 M)
Pada masa kecilnya, Salahuddin dididik
ayahnya untuk menguasai sastra, ilmu kalam, menghafal al Quran dan ilmu hadist
di Madrasah. Dalam buku buku sejarah dituturkan bahwa cita cita awal Salahuddin
ialah menjadi orang yang ahli agama islam (ulama). Ia senang berdiskusi dengan
ilmu kalam, al Quran, fikih, dan Hadist.
Karakter kuat Salahuddin telah terlihat
semenjak masa kecilnya. Ia memiliki sikap yang rendah hati, santun dan penuh
belas kasih. Dia tumbuh di lingkungan keluarga agamis tetapi juga kesatria.
Selain mempelajari ilmu ilmu agama. Salahuddin mengisi masa mudanya dengan
menekuni teknik perang, strategi perang, dan dunia politik. Ia pernah
melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk menekuni teologi Sunni. Proses
tersebut berlangsung selama 10 tahun dilingkungan istana Nuruddin Mahmud.
Dunia kemiliteran semakin diakrabinya setelah
sultan Nuruddin menempatkan ayahnya sebagai kepala divisi militer di Damaskus.
Pada umur 26 tahun, Salahuddin sudah bergabung dengan pasukan pamannya,
Asaduddin Syirkuh. Ketika itu, Gubernur suriah (Nuruddin Zanki) menugaskan
Syirkuh memimpin pasukan Muslimin ke Mesir sekaligus membantu perdana mentri
Syawar (masa Dinasti Fatimiyah) untuk menghadapi pemberontak Dirgam. Misi
tersebut berhasil sehingga Syawar kembali menjabat sebagai perdana mentri tahun
560 H/ 1164 M.
Pada tahun 1169, Salahuddin diangkat sebagai
panglima menggantikan pamannya yang meninggal dunia, Salahuddin semakin
menunjkan kepiawaiannya sebagai pemimpin. Ia mampu mengerahkan dan
mengorganisasi pasukannya serta memperkuat pertahanan di Mesir, terutama untuk
menghadapi kemungkinan serbuan bala tentara salib. Serangan pasukan salib ke
Mesir berkai kali mampu dipatahkannya.
Impian bersatunya kaum muslim pun tercapai
pada September 1174, Salahuddin berhasil menundukan Dinasti Fatimiyah di Mesir untuk
patuh pada kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Ayyubiya akhirnya berdiri
di Mesir menggantikan dinasti sebelumnya yang bermadzhab syi'ah.
Keberhasilan Salahuddin dalam memimpin Mesir
membuat Nuruddin Zanki merasa khawatir tersaingi. Akibatnya hubungan mereka
berdua memburuk. Tahun 1175 Nuruddin Zanki mengirimkan pasukan untuk menaklukan
Mesir. Tetapi gagal karena ia meninggal saat armadanya sedang dalam perjalanan.
Tampuk kekuasaan diserahkan kepada putranya yang masih sangat muda.
Salahuddin muda berangkat ke Damaskus untuk
mengucapkan bela sungkawa. Kedatangan tersebut banyak disambut dan dielu-elukan
di Damaskus. Akhirnya, tiga tahun kemudian raja muda tersebut sakit dan
meninggal dunia pula. Posisinya langsung digantikan oleh Salahuddin yang sudah dikenal umat islam secara luas. Ia
diangkat menjadi khalifah di Suriah dan Mesir.
Pergantian kekhalifahan
itu sendiri dilakukan
Salahuddin dengan cara yang sangat terhormat. Ia menikahi janda mendiang Sultan demi menghormati keluarga Dinasti sebelumnya.
Ia memulai kepemimpinannya dengan menghidupkan kembali roda perekonomian,
menata kembali sistem militer, danmenaklukan negara negara muslim kecil agar
bersatu melawan pasukan salib.
Impian
bersatunya bangsa Muslim tercapai setelah september 1174, Salahuddin berhasil
menundukan Dinasti Fatimiyah di Mesir agar patuh pada khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Dinasti Ayyubiyah akhirnya berdiri di Mesir menggantikan Dinasti
Fatimiyah yang bermadzhab Syi'ah.
Pada usia 45 tahun, Salahuddin telah menjadi
orang paling berpengaruh di Dunia Islam. Selama kurun waktu 12 tahun, ia
berhasil mempersatukan Mesopotamia, Mesir, Libya, Tunisia, wilayah barat
Jazirah Arab dan Yaman di bawah kekhalifahan Ayyubiyah. Kota Damaskus di Syiria
dijadiakan sebagai pusat pemerntahannya. Salahuddin meninggal di Damaskus pada
tahun 1193 M dalam usia 57 tahun.
a.
Malik al Kamil Muhammad
(1218-1238)
Nama lengkapnya adalah Al-Malik al Kamil
Nasruddin Abu al MA'ali Muhammad. Al Kamil merupakan putra dari al Adil. Pada
tahun 1218, ia memimpin pertahanan menghadapi pasukan salib yang mengepung kota
dimyath (Damietta). Dia menjadi sultan setelah ayahnya wafat.
Pada tahun 1219, al Kamil hamper kehilangan
tahta karena persekongkolan kaum Kristen koptik. Ia mengungsi ke Yaman untuk
menghindari komplotan tersebut. Persekongkolan itu berhasil dipadamkan bersama
saudaranya yang bernama al Mu'azzam yang menjabat sebagai gubernur suriah.
Pada bulan februari 1229 M, al Kamil
menyepakati gencatan senjata selama 10 tahun dengan Frederick II, yang berisi
antara lain: 1) ia mengembalikan yerusalem dan kota kota suci lainnya kepada
pasukan salib, 2) kaum muslimin dan yahudi dilarang memasuki kota itu kecuali
sekitar masjid al Aqsa dan masjid Umar.
Selain itu beberapa peristiwa penting yang
dialami Al Malik Al Kamil, antara lain:
1)
Menjadi sultan Dinasti
Ayyubiyah pada tahun 1218 M, menggantikan Al Adil yang meninggal;
2)
Pada tahun 1219 M, kota
Dimyat jatuh ke tangan orang orang Kristen;
3)
Al Kamil telah beberapa
kali menawarkan perdamaian dengan pasukan salib berupa perjanjian damai, tetapi
dengan imbalan mengembalikan yerusalem kepada pasukan salib;
4)
Membangun kembali tembok di
Yerusalem yang dirobohkan oleh al Mu'azzam saudaranya sendiri;
5)
Mengembalikan salib asli
yang dulu terpasang di kubah Baitul Maqdis kepada orang Kristen;
Al Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. kedudukannya
sebagai sultan digantikan oleh Salih al Ayyubi.
Komentar
Posting Komentar