MATERI KETIGA SKI MTs ASSURUUR KELAS VIII (PENGUASA TERKENAL AYYUBIYAH)

 

a.      Penguasa Ayyubiyah Terkenal, Salahuddin Al Ayyubi

1.       Biografi Salahauddin al Ayyubi (564-589 H/1171-1193 M)

Nama lengkapnya Salahuddin Yusuf Al Ayyubi Abdul Muzaffar Yusuf bin Najmuddin bin Ayyub. Ia berasal dari bangsa Kurdi. Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh Hijrah (migrasi) dari kampong halamanya (dekat danau Fan) ke daerah Tikrit, irak. Salahuddin lahir di benteng Tikrit tahun 532 H/1137 M, tepat ketika ayahnya menjadi pemimpin benteng Seljuk di Tikrit, saat itu baik ayah maupun pamanya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mosul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek (di Lebanon) tahun 534 H/ 1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Salahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek oleh sultan Suriah yang bernama Nuruddin Mahmud.

Pada masa kecilnya, Salahuddin dididik ayahnya untuk menguasai sastra, ilmu kalam, menghafal al Quran dan ilmu hadist di Madrasah. Dalam buku buku sejarah dituturkan bahwa cita cita awal Salahuddin ialah menjadi orang yang ahli agama islam (ulama). Ia senang berdiskusi dengan ilmu kalam, al Quran, fikih, dan Hadist.

Karakter kuat Salahuddin telah terlihat semenjak masa kecilnya. Ia memiliki sikap yang rendah hati, santun dan penuh belas kasih. Dia tumbuh di lingkungan keluarga agamis tetapi juga kesatria. Selain mempelajari ilmu ilmu agama. Salahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi perang, dan dunia politik. Ia pernah melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk menekuni teologi Sunni. Proses tersebut berlangsung selama 10 tahun dilingkungan istana Nuruddin Mahmud.

Dunia kemiliteran semakin diakrabinya setelah sultan Nuruddin menempatkan ayahnya sebagai kepala divisi militer di Damaskus. Pada umur 26 tahun, Salahuddin sudah bergabung dengan pasukan pamannya, Asaduddin Syirkuh. Ketika itu, Gubernur suriah (Nuruddin Zanki) menugaskan Syirkuh memimpin pasukan Muslimin ke Mesir sekaligus membantu perdana mentri Syawar (masa Dinasti Fatimiyah) untuk menghadapi pemberontak Dirgam. Misi tersebut berhasil sehingga Syawar kembali menjabat sebagai perdana mentri tahun 560 H/ 1164 M.

Pada tahun 1169, Salahuddin diangkat sebagai panglima menggantikan pamannya yang meninggal dunia, Salahuddin semakin menunjkan kepiawaiannya sebagai pemimpin. Ia mampu mengerahkan dan mengorganisasi pasukannya serta memperkuat pertahanan di Mesir, terutama untuk menghadapi kemungkinan serbuan bala tentara salib. Serangan pasukan salib ke Mesir berkai kali mampu dipatahkannya.

Impian bersatunya kaum muslim pun tercapai pada September 1174, Salahuddin berhasil menundukan Dinasti Fatimiyah di Mesir untuk patuh pada kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Ayyubiya akhirnya berdiri di Mesir menggantikan dinasti sebelumnya yang bermadzhab syi'ah.

Keberhasilan Salahuddin dalam memimpin Mesir membuat Nuruddin Zanki merasa khawatir tersaingi. Akibatnya hubungan mereka berdua memburuk. Tahun 1175 Nuruddin Zanki mengirimkan pasukan untuk menaklukan Mesir. Tetapi gagal karena ia meninggal saat armadanya sedang dalam perjalanan. Tampuk kekuasaan diserahkan kepada putranya yang masih sangat muda.

Salahuddin muda berangkat ke Damaskus untuk mengucapkan bela sungkawa. Kedatangan tersebut banyak disambut dan dielu-elukan di Damaskus. Akhirnya, tiga tahun kemudian raja muda tersebut sakit dan meninggal dunia pula. Posisinya langsung digantikan oleh Salahuddin  yang sudah dikenal umat islam secara luas. Ia diangkat menjadi khalifah di Suriah dan Mesir.

Pergantian kekhalifahan

itu sendiri dilakukan Salahuddin dengan cara yang sangat terhormat. Ia menikahi janda mendiang Sultan demi menghormati keluarga Dinasti sebelumnya. Ia memulai kepemimpinannya dengan menghidupkan kembali roda perekonomian, menata kembali sistem militer, danmenaklukan negara negara muslim kecil agar bersatu melawan pasukan salib.

Impian bersatunya bangsa Muslim tercapai setelah september 1174, Salahuddin berhasil menundukan Dinasti Fatimiyah di Mesir agar patuh pada khalifah Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Ayyubiyah akhirnya berdiri di Mesir menggantikan Dinasti Fatimiyah yang bermadzhab Syi'ah.

Pada usia 45 tahun, Salahuddin telah menjadi orang paling berpengaruh di Dunia Islam. Selama kurun waktu 12 tahun, ia berhasil mempersatukan Mesopotamia, Mesir, Libya, Tunisia, wilayah barat Jazirah Arab dan Yaman di bawah kekhalifahan Ayyubiyah. Kota Damaskus di Syiria dijadiakan sebagai pusat pemerntahannya. Salahuddin meninggal di Damaskus pada tahun 1193 M dalam usia 57 tahun.

a.       Malik al Kamil Muhammad (1218-1238)

Nama lengkapnya adalah Al-Malik al Kamil Nasruddin Abu al MA'ali Muhammad. Al Kamil merupakan putra dari al Adil. Pada tahun 1218, ia memimpin pertahanan menghadapi pasukan salib yang mengepung kota dimyath (Damietta). Dia menjadi sultan setelah ayahnya wafat.

Pada tahun 1219, al Kamil hamper kehilangan tahta karena persekongkolan kaum Kristen koptik. Ia mengungsi ke Yaman untuk menghindari komplotan tersebut. Persekongkolan itu berhasil dipadamkan bersama saudaranya yang bernama al Mu'azzam yang menjabat sebagai gubernur suriah.

Pada bulan februari 1229 M, al Kamil menyepakati gencatan senjata selama 10 tahun dengan Frederick II, yang berisi antara lain: 1) ia mengembalikan yerusalem dan kota kota suci lainnya kepada pasukan salib, 2) kaum muslimin dan yahudi dilarang memasuki kota itu kecuali sekitar masjid al Aqsa dan masjid Umar.

Selain itu beberapa peristiwa penting yang dialami Al Malik Al Kamil, antara lain:

1)      Menjadi sultan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1218 M, menggantikan Al Adil yang meninggal;

2)      Pada tahun 1219 M, kota Dimyat jatuh ke tangan orang orang Kristen;

3)      Al Kamil telah beberapa kali menawarkan perdamaian dengan pasukan salib berupa perjanjian damai, tetapi dengan imbalan mengembalikan yerusalem kepada pasukan salib;

4)      Membangun kembali tembok di Yerusalem yang dirobohkan oleh al Mu'azzam saudaranya sendiri;

5)      Mengembalikan salib asli yang dulu terpasang di kubah Baitul Maqdis kepada orang Kristen;

Al Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. kedudukannya sebagai sultan digantikan oleh Salih al Ayyubi.

 

 

Komentar

Postingan Populer