PUSAT PUSAT PERADABAN MASA BANI ABBASIYAH
3. PUSAT – PUSAT PERADABAN MASA BANI ABBASIYAH
Bersamaan dengan tumbuhnya peradaban dengan pesat, maka kota kota di wilayah Abbasiyah banyak yang tumbuh berkembang menjadi kota-kota pusat peradaban Islam.
Tumbuhnya pusat-pusat peradaban Islam dapat menarik berbagai bangsa di dunia untuk belajar dari kota-kota pusat peradaban Islam tersebut, terutama yang paling banyak datang untuK belajar adalah mahasiswa dari Eropa Inggris dan Prancis.
a. Baghdad
Kota Baghdad dibangun oleh khalifah ke-2 al-Mansur tahun 136 H. Tujuan al-Mansur membangun kota ini ialah untuk seteril dari kelompok syiah maupun kelompok Bani Umayyah yang baru saja dikalahkan. Letaknya di tebing sungai Dajlah. Dari sungai ini jalannya trasportasi barang dari India, Sind, Cina, Bashra, Ahwaz, Wasit, Mausil, Diar Bakar dan Diar Rabi’ah. Baghdad dibangun oleh 1000 pekerja dari seluruh wilayah Islam diawasi oleh arsitek ahli dari eropa yang dibayaar dengan harga mahal oleh Khalifah al- Mansur. Di dalam kota Baghdad dibangun berbagai peradaban seperti istana, masjid, madrasah, kuttab dan perpustakaan, darul khaliah atau perkampungan khalifah dan fasilitas lainnya. Pada masa Harun al- Rasyid kota Baghdad dibangun menjadi lebih sempurna, dengan fasilitas pendidikan, diantaranya berdiri Universitas Nizamiyah dan Perpustakaan Baitul Hikmah, dilengkapi dengan fasilitas belajar yang lengkap. Pada ahirnya kota Baghdad menjadi kota yang makmur, maju dan kaya dengan tamadun, ilmu pengetahuan dan kebaikan serta mendapat perhatian seluruh kaum muslimin dan terkenal di seluruh dunia. Selanjutnya banyak mahasiswa dari berbagai penjuru dunia datang untuk belajar di kota Baghdad.
b. Samarra
Diriwayakan bahwa, asal kata samarra dari bahasa arab yang artinya = siapa yang melihat pasti senang. Kota ini dibangun di timur sungai Dajlah, sejauh seratus kilometer dari kota Baghdad. Asalnya dibangun oleh Harun dari sebuah kota tua, khalifah Harun menggali sebuah sungai yang dekat dengan istana namanya Taqul. Selanjutnya Khalifah al-Muktasim juga telah membangun sebuah istana yang dihadiahkan kepada Permaisurinya. Kota itu di bangun karena kota Baghdad semakin sesak dengan penduduk dan peradaban. Diantara bangunan-bangunan besar yang indah di kota Samarra ialah mahligai khaliah al-Mutawakkil khalifah ke-10 yang diberi nama mahligai al-Arus selanjutnya dibangun mahligai-mahligai khalifah berikutnya, al- Mukhtar dan al-Walid.
c. Karkh
Kota Karkh dibangun oleh khalifah al-Mansur dengan tujuan sebagai kota bayangan bagi Baghdad sebagai kota pusat pemerintahan. Kota Baghdad yang sudah penuh sesak dengan berbagai bagunan, Masjid, istana, madrasah, maktab dan bangunan fasilitas pemerintahan lainnya, maka khalifah al- Mansur memindahkan pusat-pusat perniagaan dari kota Baghdad ke kota Karkh. Perniagaan yang dominan adalah perniagaan minyak wangi, tukangtukang besi, tukang-tukang kayu, perniagaan-perniagaan pakaian dan senjata, serta perniagaan bunga, dan perniagaan alat musik.
d. Anhar (Hasyimiyah)
Kota Anhar adalah kota tua yang dibangun oleh salah seorang raja Persia yang bergelar Heraklius. Pada saat Abbasiyah, maka khalifah pertama Abu Abas assafah memperbaiki kota ini dan mengganti namanya menjadi kota Hasyimiyah. Pada saat al-Mansur menjadi khalifah kedua, dia merasa tidak aman, karena pernah mendapat ancaman dari lawan politik, maka khalifah selalu pesimis tinggal di kota ini. Selanjutnya khalifah al-Mansur merancang untuk mendirikan kota baru yang namanya Baghdad. Meskipun ibu kota Abbasiyah dipindahkan ke Baghdad di wilayah bekas kekuasaan Romawi timur yang terkenal dengan Babilonia, akan tetapi Hasyimiyah tetap menjadi salah satu pusat peradaban Islam Abbasiyah. Selama 4 tahun Abu Abbas menjadi khalifah, kota ini menjadi pusat ibu kota Abbasiyah. Pada saat perkembangan peradaban Abbasiyah mengalami masa puncak kejayaan, Hasyimiyah termasuk salah satu pusatnya pegembangan ilmu pengetahuan.
e. Bukhara dan Samarkand
Dua kota ini terdapat di wilayah paling jauh di wilayah perbatasan dengan Mongol. Sejarah berdiri dua kota ini adalah ketika Iskandar Zulkarnain diperintahkan agar membatasi hegomoni Mongol mengadakan serangan ke wilayah lain. Iskandar diutus ke wilayah ini yang sekarang dikenal dengan nama wilayah Tranxoania dan membangun Bukhara Samarkand menjadi pusat kota bagi komunitas di wilayah ini. dua kota ini masuk ke wilayah pada masa Abbasiyah berkuasa. Dua kota ini dikembangakan menjadi dua pusat peradaban besar. Di di kota ini lahir ulama-ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Samarkandi.
f. Mesir
Mesir sejak dahulu kala telah berdiri beberapa kota tua yang dalam sejarah Mesir Kuno telah kita kenal beberapa kota seperi Alexanderia, Fustat dan Kahira yang sekarang dikenal dngan nama Kairo. Pada saat wilayah ini dikuasaai Abbasiyah, berdiri beberapa beberapa Universitas dan Mssjid, Univesitas al-Azhar dan Masjid quatul
Komentar
Posting Komentar